Induk Ayam dan Burung Elang hidup berdampingan dengan rukun. Keduanya saling menolong dalam keseharian. Suatu hari Induk Ayam mendatangi Elang. Malam itu, Induk Ayam mendapat undangan pesta. Ia bermaksud meminjam cincin yang indah milik elang. Sambil menyerahkan cincin, Elang berpesan, “Hati-hati, benda ini sangat berharga bagiku. Kalau hilang, nyawa anak-anakmu sebagai jaminannya.”Induk Ayam sangat menikmati pesta yang meriah itu. Ia menjadi pusat perhatian kaum ayam. Semua mengagumi cincin yang dipakainya. Ia menari mengikuti alunan musik bersama teman-temannya. Maraknya suasana membuat Induk Ayam lupa pada anak serta cincin di cakarnya. Karena lelah, ia terlelap tidur. Keesokan hari, ia teringat pada cincin Burung Elang. Induk Ayam menengok kakinya. “Hah, celaka aku!” Dengan panik, dikocoknya setiap gundukan tanah. Ia mencari-cari cincin itu. Karena lelah, akhirnya ia melapor kepada Burung Elang. Burung Elang sangat murka. Ia mengancam akan mengambil anak-anak ayam. Sampai kini, induk ayam masih terus mengais tanah. Ia berusaha melindungi anak-anaknya dari buruan elang. Nilai moral positif tokoh induk ayam dalam penggalan cerita tersebut adalah?

Induk Ayam dan Burung Elang hidup berdampingan dengan rukun. Keduanya saling menolong dalam keseharian. Suatu hari Induk Ayam mendatangi Elang. Malam itu, Induk Ayam mendapat undangan pesta. Ia bermaksud meminjam cincin yang indah milik elang. Sambil menyerahkan cincin, Elang berpesan, “Hati-hati, benda ini sangat berharga bagiku. Kalau hilang, nyawa anak-anakmu sebagai jaminannya.”Induk Ayam sangat menikmati pesta yang meriah itu. Ia menjadi pusat perhatian kaum ayam. Semua mengagumi cincin yang dipakainya. Ia menari mengikuti alunan musik bersama teman-temannya. Maraknya suasana membuat Induk Ayam lupa pada anak serta cincin di cakarnya. Karena lelah, ia terlelap tidur. Keesokan hari, ia teringat pada cincin Burung Elang. Induk Ayam menengok kakinya. “Hah, celaka aku!” Dengan panik, dikocoknya setiap gundukan tanah. Ia mencari-cari cincin itu. Karena lelah, akhirnya ia melapor kepada Burung Elang. Burung Elang sangat murka. Ia mengancam akan mengambil anak-anak ayam. Sampai kini, induk ayam masih terus mengais tanah. Ia berusaha melindungi anak-anaknya dari buruan elang. Nilai moral positif tokoh induk ayam dalam penggalan cerita tersebut adalah?

  1. jujur atas segala kesalahan yang dilakukannya
  2. menepati perjanjian yang sudah disepakati
  3. berusaha keras menyenangkan sahabatnya
  4. suka menjalin persahabatan dengan burung
  5. Semua jawaban benar

Jawaban: B. menepati perjanjian yang sudah disepakati.

Dilansir dari Ensiklopedia, induk ayam dan burung elang hidup berdampingan dengan rukun. keduanya saling menolong dalam keseharian. suatu hari induk ayam mendatangi elang. malam itu, induk ayam mendapat undangan pesta. ia bermaksud meminjam cincin yang indah milik elang. sambil menyerahkan cincin, elang berpesan, “hati-hati, benda ini sangat berharga bagiku. kalau hilang, nyawa anak-anakmu sebagai jaminannya.”induk ayam sangat menikmati pesta yang meriah itu. ia menjadi pusat perhatian kaum ayam. semua mengagumi cincin yang dipakainya. ia menari mengikuti alunan musik bersama teman-temannya. maraknya suasana membuat induk ayam lupa pada anak serta cincin di cakarnya. karena lelah, ia terlelap tidur. keesokan hari, ia teringat pada cincin burung elang. induk ayam menengok kakinya. “hah, celaka aku!” dengan panik, dikocoknya setiap gundukan tanah. ia mencari-cari cincin itu. karena lelah, akhirnya ia melapor kepada burung elang. burung elang sangat murka. ia mengancam akan mengambil anak-anak ayam. sampai kini, induk ayam masih terus mengais tanah. ia berusaha melindungi anak-anaknya dari buruan elang. nilai moral positif tokoh induk ayam dalam penggalan cerita tersebut adalah menepati perjanjian yang sudah disepakati.